kotabontang.net - Kesetaraan peluang kerja dan emansipasi dalam berkarier mencetak sejumlah wanita yang memiliki penghasilan besar. Namun, kehadiran para wanita sukses ini ternyata berdampak kurang baik pada suhu serta kualitas hubungan bersama pasangan.
Tak bisa dimungkiri bahwa pria terlahir dengan sifat-sifat maskulin dan hasrat untuk memimpin. Salah satunya adalah menjadi pemimpin dan penjaga pasangan masing-masing. Nah, kondisi tersebut bakal terbentuk optimal ketika penghasilan pria mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan diri sendiri. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah wanita yang memiliki penghasilan lebih besar?
“Memperoleh penghasilan lebih rendah dari wanita membuat pria merasa terancam dan kehilangan identitas dalam hubungan. Secara alamiah, pria tercipta sebagai pemimpin keluarga,” terang Christin Munsch, seorang doktor jurusan sosiologi di Cornell University.
Pada acara American Sociologicial Association, Munsch menjelaskan bahwa teori pria berpenghasilan lebih kecil dari wanita lebih mungkin selingkuh, terbukti pada budaya orang hispanik.
“Sisi maskulin seorang pria dalam kebudayaan latin dinilai dari jumlah penghasilan pria. Jadi, ketika istri berpenghasilan lebih tinggi, potensi suami berselingkuh sangat besar,” ujar Munsch.
Selanjutnya, studi juga menyatakan bahwa wanita berpenghasilan lebih besar juga memiliki potensi selingkuh, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Pasalnya, pemicu wanita berselingkuh bukan karena materi atau pun ego yang terluka, melainkan lebih ke faktor emosional dan kurang perhatian.