kotabontang.net - Anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC) menggelontorkan pinjaman US$ 509 juta ke PT Panca Amara Utama untuk membangun pabrik amoniak.
Direktur Panca Amar Utama Vinod Laroya mengatakan, pinjaman tersebut jangka panjang selama 12 tahun. Hal tersebut tertuang dalam perjanjian sindikasi atas pinjaman tersebut yang dilakukan hari ini.
"Perjanjian ini merupakan bentuk dukungan terhadap sektor manufaktur Indonesia dan upaya meningkatkan lapangan kerja," kata Vinod, dalam acara penandatanganan perjanjian sindikasi atas pinjaman dana dengan IFC, di Kantornya, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Vinod mengungkapkan, sindikasi ini dipimpin IFC dan melibatkan tujuh lembaga keuangan internasional yang meliputi ANZ, HSBC, Korea Development Bank, OCBC, SCMB, Standar Charterd dan UOB.
"Perjanjian ini merupakan pendanaan proyek Grandfield terbesar dari IFC bagi Asia selama sepuluh tahun terakhir," tuturnya.
Namun ketika ditanyakan bunga pinjaman, Vinod enggan menyebutkan. Bunga pinjaman tersebut dikatakan cukup kompetitif untuk jangka pinjaman 12 tahun.
"Suku bunga cukup kompetitif, fleksibel masa 12 tahun pinjaman," ungkapnya.
Vinod menambahkan, total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik baru berkapasitas 700 ribu metrik ton pertahun ini sebesar US$ 800 juta. Pembangunan pabrik amoniak Panca Amara Utama di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sedangkan sisanya berasal dari equty perusahaan, Pemegang saham PT Surya Eka Perkasa sebagai holding company Panca Amara Utama.
Country Manager IFC Sarvesh Suri menuturkan, pemberian pinjaman tersebut menunjukan investor asing untuk mendukung sektor manufaktur Indonesia.
"Kami percaya pada kekuatan ekonomi Indonesia dan peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya.