kotabontang.net - PENDERITA berbagai penyakit kronis sering kehilangan harapan. Namun, kehadiran stem cell membuka peluang kesembuhan penyakit berbahaya. Salah satunya kelainan tulang.
”Caranya dengan cangkok stem cell,” jelas Kepala Instalasi Pusat Bank Jaringan dan Sel RSUD dr Soetomo dr Heri Suroto SpOT(K) dilansir Jawa Pos (induk JPNN.com), Jumat (17/4).
Dia mencontohkan kelainan tulang pseudarthrosis. Itu adalah patah tulang yang tidak akan sembuh tanpa intervensi tertentu. Biasanya penderita penyakit tersebut memerlukan operasi hingga lebih dari lima kali. Itu pun belum menjamin kesembuhan.
Tindakan yang dilakukan, tulang yang sakit dipotong, lalu diganti tulang orang lain. Tujuannya, transplantasi. Setelah itu, tulang diisi stem cell sehingga kembali hidup dan sembuh. Ada juga penyakit osteoporosis (keropos tulang). Jika diketahui lebih dini, tulang yang disuntik stem cell bisa meregenerasi.
Dia mengungkapkan, saat ini pengembangan stem cell dalam taraf pelayanan berbasis riset. Menurut Heri, pengembangan stem cell dibagi dalam dua kelompok. Bedah dan nonbedah. Tindakan bedah menggunakan pendekatan tissue engineering atau rekayasa jaringan. Untuk nonbedah, hanya terapi sel. Yakni, menyuntikkan stem cell di organ tujuan yang terganggu.
Heri menambahkan, RSUD dr Soetomo juga ditunjuk Kemenkes sebagai pusat pengembangan stem cell. Rumah sakit rujukan nasional itu menjadi satu di antara tiga institusi yang memiliki bank jaringan. Dua lainnya adalah Bank Jaringan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan RS Djamil Padang.
”Di antara tiga ini, RSUD dr Soetomo terbesar dan paling lengkap produksinya,” ujarnya.