Pengamat politik Muhammad Huda mensinyalir, pihak Cina Tiongkok ada di belakang pernyataan Presiden Joko Widodo, yang menegaskan bahwa dunia tidak perlu bergantung pada dolar AS. Pernyataan Jokowi di pertemuan G20 itu terkait “permintaan” pihak Cina untuk melawan Amerika Serikat.
“Jokowi berani mengatakan begitu karena disuruh Cina. Selama ini investasi Cina sangat besar di Indonesia. Tak mungkin Jokowi berani mengungkapkan begitu tanpa dukungan negara besar seperti Cina,” tegas Muhammad Huda kepada intelijen (17/11).
Menurut Huda, jika Jokowi memanfaatkan nilai mata uang Yuan Cina, justru bisa membuat ekonomi Indonesia turun. “Para pelaku Indonesia kebanyakan memakai dolar AS, ketika ada kebijakan penggunaan mata uang Yuan membuat pelaku usaha rugi banyak,” jelas Huda.
Huda menilai, pernyataan Jokowi di pertemuan G20 itu sebagai “pemanis” sebagaimana diucapkan dalam peringatan KAA di Bandung beberapa waktu lalu. “Saat peringatan KAA Jokowi mengatakan tidak mau hutang, ternyata akhirnya hutang juga. Ini dilihat hanya sandiwara Jokowi di dunia internasional,” jelas Huda.
Kata Huda, dunia internasional pun sudah mengetahui watak asli Jokowi yang suka pencitraan baik di dalam dan luar negeri. “Para pemimpin dunia bisa tahu dengan pemberitaan di berbagai media karakter asli Jokowi. Intel AS di Indonesia juga paham,” papar Huda.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan ide berani saat menghadiri pertemuan G20 di Turki, Minggu (15/11). Saat berpidato di Working Session I, Jokowi mengajak negara-negara dunia untuk tidak tergantung dengan dolar AS.
“Ketergantungan yang tinggi terhadap dolar AS telah menyebabkan distorsi-distorsi global yang kini mengancam kemajuan ekonomi global,” ucap Jokowi seperti keterangan yang disampaikan Tim Komunikasi Presiden. [itl]