Thursday, August 6, 2015

Bermaik Musik Ternyata Bagus Untuk Perkembangan Otak Anak

Bermaik Musik Ternyata Bagus Untuk Perkembangan Otak Anak
Sciencemag.org melansir bahwa memainkan instrumen alat musik sangat baik untuk otak. Dibandingkan dengan mereka yang bukan musisi, anak-anak yang memetik gitar atau meniup trombon menjadi pembaca yang lebih baik dengan kosa kata yang juga lebih baik.

Sebuah penelitian menunjukkan keuntungan tersebut juga akan berlanjut hingga masa remaja.
Ilmuwan saraf membandingkan dua grup siswa SMA selama lebih dari tiga tahun. Beberapa orang mulai belajar instrumen pertamanya pada band kelas. Sedangkan yang lainnya diminta lebih fokus pada kegiatan fisik di Junior Reserve Officers’ Training Corps (JROTC).

"Pada tahun ketiga, para murid yang memainkan instrumen musik tercatat mampu mengenali suara lebih baik, seperti suku kata dan kata-kata yang berirama dibandingkan rekan mereka yang bergabung dalam JROTC," ungkap laporan tim ilmuwan secara online di National Academy of Sciences.

Para peneliti pun tahu, begitu anak-anak tumbuh dewasa, kemampuan mereka untuk menyerap informasi baru, utamanya bahasa, mulai berkurang. Penemuan-penemuan tersebut menunjukkan bahwa belajar musik dapat menahan jendela itu terbuka lebih lama.

Sebelumnya, para pakar juga telah sepakat bahwa pengenalan musik sejak usia dini akan meningkatkan kemampuan kecerdasan. Karena itu, anak perlu mulai dikenalkan dan diperdengarkan musik sejak dari dalam kandungan.

Praktisi neurosains terapan Dr Anne Gracia mengatakan, otak anak akan mengalami perkembangan optimal pada empat tahun awal kehidupannya. Karena itu, sejak dini, anak memerlukan stimulasi yang cukup dan tepat terhadap seluruh sistem sensoriknya, termasuk sistem sensorik auditori yang terkait dengan indera pendengaran.

Sementara itu, memperdengarkan musik bisa menjadi salah satu stimulasi untuk mempercepat perkembangan otak. Karena, musik dapat memengaruhi kapasitas belajar otak, meningkatkan ukuran pendengaran, dan korteks motorik.

“Orang tua, termasuk ayah, juga memiliki peran kunci dalam menstimulasi sistem auditori anak. Salah satunya karena Ayah memiliki frekuensi suara yang lebih rendah dari Ibu,” ungkap Dr Anne di Jakarta, belum lama ini.

Dr Anne menambahkan, sejak manusia di dalam kandungan, panca indera yang paling pertama berfungsi adalah pendengaran. Detak jantung ibu merangsang otak anak aktif sejak dalam kandungan.

Hal tersebut membuat telinga menjadi area yang luar biasa, karena dia melewati beberapa proses. Udara bisa diubah menjadi getaran di gendang telinga, dan kemudian menjadi cairan, dan proses itu dapat menstimulasi otak.

Artikel Terkait