kotabontang.net - Di Indonesia, sudah banyak perkumpulan pencinta pesawat tanpa awak alias drone. Umumnya, mereka memakai drone bikinan Da-Jiang Innovations Science and Technology Co, Ltd, perusahaan yang didirikan Frank Wang pada 2006 di Shenzen, Cina. Produk perusahaan itu dalam kondisi siap terbang dan lengkap dengan kamera, sehingga orang tidak perlu repot merakit perangkat tambahan lain.
Komunitas Drone Indonesia baru berusia setahun. Komunitas ini merupakan divisi baru dari Komunitas Robot Indonesia, yang didirikan oleh Adiatmo Rahardi dan teman-temannya pada 2011. Belasan profesional dan wartawan bergabung di dalamnya.
"Mereka suka latihan drone ke kami," kata Adi, sapaan Adiatmo. Adi dan kawan-kawan kerap menggelar simulasi penerbangan drone. Angin berembus lembut adalah kondisi terbang paling sempurna.
Tio Apridinata, mahasiswa jurusan teknik elektro, sibuk mengatur satu set joystick remote control, sementara quad-copter drone--pesawat dengan empat baling-baling--duduk manis di sampingnya. Pesawat itu berukuran relatif kecil dengan diameter 45 sentimeter.
Setelah memeriksa kondisi pesawat, Tio melangkah mundur beberapa meter untuk memberi ruang kepada pesawatnya lepas landas secara vertikal. Empat baling-baling pesawat itu berdesing dan pesawat tersebut pun mulai melayang di atas kepala. "Drone hanya bisa mengangkasa selama 15 menit sebelum lampu indikator baterai habis berkedip," kata Tio.
Menurut Tio, pesawat rakitan ini memiliki jangkauan sekitar 2.000 meter dari pengendali. Jika kehilangan jejak, dia tinggal mematikan pengendali, dan pesawat itu akan kembali ke titik keberangkatan. "Tinggal diatur dan dikunci GPS (global positioning system)-nya," Adi menimpali. Selain memiliki GPS, pesawat ini punya giroskop, alat bantu penyeimbang gravitasi yang memiliki prinsip kerja sama seperti gasing.
Menerbangkan drone, bagi Adi, mengingatkannya kembali pada masa kecil. Saat usia 5 tahun, ia diajak kakeknya terbang dengan helikopter dan merasa ketagihan. "Gue suka pemandangan dari udara," katanya. Menurut dia, dengan menonton video yang diambil dari drone, seseorang bisa membayangkan apa yang dilihat seekor burung. "Ini hobi yang mewujudkan mimpi gue pas kecil. Terbang adalah apa yang manusia impikan."
-tempo.co=-