Sunday, May 24, 2015

Mayoritas Warga Irlandia Dukung Pernikahan Gay

kotabontang.net - Para pasangan gay Irlandia tumpah ruah di jalanan pusat kota Dublin, Sabtu (23/5/2015), untuk merayakan sejarah baru setelah mayoritas rakyat Irlandia memilih untuk mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis di negeri itu.

Bendera berwarna pelangi terlihat berkibar di antara ribuan warga, sementara di beberapa sudut terlihat warga saling berpelukan dan menangis haru di lapangan Kastil Dublin merayakan kemenangan dalam referendum.

"Jumlah orang yang datang untuk memberikan suara dalam referendum sudah merupakan hal yang emosional bagi kami," kata Fred Schelbaum (48) yang berdiri bersama pasangannya Feargal Scott (43).

"Hingga saat ini banyak kaum gay merasa warga Irlandia bisa menerima keberadaan mereka. Namun kini kami tahu bahwa kami mendapatkan lebih dari sekadar toleransi," ujar Fred yang berniat menikahi Feargal.

Sebelumnya, lembaga penyiaran negara RTE sudah memprediksikan bahwa sebagian besar warga Irlandia akan memberikan pilihan "Ya" untuk pernikahan gay. Bahkan seorang menteri pemerintahan Kevin Humphreys menyebut selisih suara antara "Ya" dan "Tidak" sebesar dua banding satu.

Pernikahan gay didukung semua partai politik, disokong berbagai perusahaan besar dan didorong para selebriti. Semua berharap piliihan ini akan menandai transformasi Irlandia yang sejak lama dianggap sebagai salah satu negeri paling konservatif di Eropa Barat.

Dilegalkannya pernihakan gay akan menjadi perubahan besar bagi Irlandia, di mana pengaruh Gereja Katolik masih sangat besar. Hingga 1993, negeri itu masih mengkriminalkan homoseksualitas dan aborsi dilarang kecuali jika nyawa si ibu benar-benar terancam.

Gereja Katolik Irlandia sebenarnya juga berusaha keras mengampanyekan pilihan "Tidak" terhadap pernikahan gay, namun ajakan ini hanya mendapat dukungan dari para warga lanjut usia dan penduduk pedesaan.

Dengan hasil ini, maka Irlandia menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan pernikahan gay melalui referendum. Sebelumnya Slovenia dan Kroasia juga menggelar referendum serupa namun gagal melegalkan pernikahan sesama jenis kelamin itu. (Reuters)

Artikel Terkait