kotabontang.net - Manajemen General Motors Indonesia buka-bukaan di hadapan Menteri Perindustrian, Saleh Husin. Bertempat di kantor Kemenperin, Jakarta, Direktur Keuangan General Motors Indonesia Manufacturing Pranav Bhatt menyebut, penutupan pabrik GM Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat dilakukan setelah perusahaan merugi 200 juta dolar AS atau setara Rp 2,59 triliun.
"Mereka katakan total kerugiannya mencapai 200 juta dolar AS. Dari pertama beroperasi sampai sekarang, rata-rata setiap bulannya habis 4 juta dollar AS (Rp 51,9 miliar)," ujar Saleh di Jakarta, Senin (2/3).
Pabrik GM Indonesia di Bekasi memproduksi Chevrolet Spin, sebuah mobil keluarga kecil. Mobil ini diproduksi untuk pasar Indonesia dan negara ASEAN lainnya. 2014 lalu, GM Indonesia hanya bisa menjajakan 8.500 Spin di pasar Indonesia. Padahal, pabrik di Bekasi memproduksi 40 ribu kendaraan.
Pranav Bhatt menyebut, biaya material yang tinggi, dan kurangnya peminat atas Spin membuat manajemen memilih angkat kaki dari Bekasi. "Jadi saya kira itu hanya keputusan finansial," ujarnya.
Keputusan menutup perusahaan membawa dampak terhadap karyawan. Menurut Saleh, sebagian besar karyawan yang bekerja di pabrik akan dialihkan ke divisi penjualan, distribusi, atau National Sales Company (NSC).
"GM memastikan, para karyawan mendapatkan kompensasi di atas peraturan pemerintah seperti ada tambahan 9-10 bulan gaji di atas peraturan pemerintah tergantung dari masa kerja," kata Saleh.
Setiap karyawan memiliki empat bulan untuk memutuskan mengambil paket PHK atau pindah ke divisi lain. Menperin mengaku mengapresiasi kecepatan dan keterbukaan manajemen GM soal merespons masalah yang lagi hangat di masyarakat.
"Intinya, mereka tetap bertanggung jawab, yang tutup hanya pabriknya. GM tetap ada di Indonesia," ucap Saleh.
Pranav menambahkan, pihaknya memberikan pesangon sebesar 18 kali gaji. Pesangon diberikan kepada 500 karyawan yang akan menjalani PHK usai penutupan pabrik Chevrolet Spin pada Juni 2015 mendatang.
"Kemungkinan bakal mendapatkan 18 bulan gaji," ujarnya.
Ia mengemukakan, pesangon sebesar 18 bulan gaji tidak untuk semua pegawai. Hanya karyawan yang telah bekerja selama tiga tahun, sisanya mendapat pesangon 10 kali gaji. "Jika anda bertanya berapa yang mereka dapatkan, mereka bakal dapat 10 bulan lebih dari gaji wajib yang mereka dapat," ungkapnya seraya memastikan GM Indonesia tetap akan menjual Chevrolet di Indonesia. Rencananya, GM Indonesia akan fokus menjual SUV dan pick up.
"Kami akan tetap mendukung semua konsumen di Indonesia pada after sales service," imbuhnya.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan, kerugian GM Indonesia disebabkan Chevrolet Spin kalah bersaing dengan produk lain di Tanah Air.
"Mereka mengaku kalah bersaing dengan merek lain," ungkap Sarjono.
Gandeng Wulling
Penghentian produksi Chevrolet Spin di Bekasi tidak terlepas dari rencana GM Indonesia menggandeng mitra asal Cina, SAIC dan Wulling yang sudah mengumumkan rencana perakitan mobil murah di Indonesia pada awal Februari lalu. GM Indonesia dan mitranya tersebut akan membangun pabrik mobil merk Wulling di Karawang.
"GM ada partner dengan pabrikan dari China untuk produksi Wuling," tambah Saleh.
Saleh menjelaskan GM Indonesia sudah menyiapkan anggaran sebesar 700 juta dollar AS untuk investasi pabrik di wilayah Karawang. Untuk lahan, GM Indonesia sudah melakukan pembebasan.
Pembangunan pabrik dilakukan dalam dua tahap, pertama mulai Agustus, kedua Oktober 2015. Targetnya, fasilitas ini bisa beroperasi penuh mulai Agustus 2017.
Sebelumnya diberitakan, dalam kerjasama tersebut, GM memiliki 44 persen saham, SAIC 51,1 persen, sedangkan Wulling hanya 5,9 persen. Sementara posisi GM di perusahaan gabungan (SGMW-Wuling di Indonesia hanya 35 persen. (tribunnews/faj/kps)