kotabontang.net - Dalam beberapa hari terakhir ini ada pemandangan menarik jika Anda melewati jalan raya Yogyakarta-Wonosari, tepatnya di dusun Ngasem Ayu, Desa Salam, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Tepat di pinggir jalan Anda bisa menyaksikan hamparan bunga Lili berwarna orange.
Kebun bunga tersebut tumbuh di lahan seluas kurang lebih dua ribu meter persegi milik Wartini (38).
Karena menyajikan pemandangan yang cantik kebun tersebut menjadi obyek wisata dadakan. Disebut dadakan, karena bunga jenis ini hanya berbunga pada awal musim hujan.
"Bunga ini hanya berbunga sekali dalam setahun dan waktunya pun cukup singkat, kurang lebih hanya dua minggu," ujar Wartini.
Lebih lanjut dia menceritakan selama ini bagi masyarakat sekitar Pathuk bunga lili dibiarkan hidup begitu saja tanpa di rawat.
Tetapi pada awal-awal musim hujan seperti ini banyak masyarakat yang menjual tanaman ini karena bunganya memang indah.
Wartini sendiri sejak 2003 yang lalu mulai menjual bunga ini. Awalnya dia berjualan kelapa muda di pinggir jalan Wonosari Yogyakarta.
Pada saat itu belum banyak yang berjualan bunga Lili.
"Saat saya sedang berjualan kelapa muda banyak orang yang kepingin bunga ini dan memang banyak tumbuh di pinggir jalan sehingga para pengguna jalan dapat melihat keindahannya," ceritanya.
Karena kebetulan di rumahnya memiliki tanaman tersebut beberapa orang yang kepingin diambilkan tanaman tersebut di rumahnya.
Jualan
Seiring semakin banyak peminatnya, Wartini bersama suaminya memutuskan untuk mencoba memulai bisnis berjualan bunga Lili.Bermodalkan tanah yang cukup luas di sekitar rumahnya, pasangan suami istri ini akhirnya menanam bunga dalam jumlah yang cukup banyak.
"Sebenarnya sudah beberapa tahun terakhir ini saya menanam bunga lili di lahan ini. Tetapi dulu saya menanamnya masih jarang-jarang," tambahnya.
Baru selepas musim kembang tahun 2014 yang lalu lahan tersebut coba ditanami bunga lebih rapat. Butuh benih sekitar 2 ton untuk memenuhi lahan seluas 2 ribu meter persegi tersebut.
Memasuki musim penghujan 2015 ini terlihat hasil dari upaya yang dilakukan Wartini. Kebun bunganya tampak indah dipenuhi lili bermekaran, layaknya kebun bunga di Eropa.
Baru tahun ini pula kebun bunga miliknya ramai di datangi wisatawan. Dikatakannya, orang mulai mendatangi kebun tersebut sejak seminggu terakhir.
Awalnya hanya orang lewat yang singgah sekedar foto-foto, tetapi lama kelamaan semakin banyak orang yang mendatangi tempat tersebut.
Setiap harinya mulai dari jam 06.00 pagi hingga sore selalu ada orang yang mampir. "Bahkan beberapa kali ada pengunjung yang sebelum jam 06.00 pagi sudah sampai sini," ceritanya.
Bunga lili adalah tanaman yang perawatannya cukup mudah. Setelah benih ditanam, tanaman yang termasuk dalam Fairy lily ( Zepyranthes) akan berbunga beberapa kali tanpa perlu penanaman kembali.
Jika ingin bunga lebih subur, saat masuk musim penghujan hanya perlu diberi pupuk kompos.
Untuk menikmati keindahannya pengunjung tidak ditarik biaya dalam jumlah tertentu hanya dana perawatan seikhalasnya.
Jualan
Meskipun setiap hari kebunnya ramai dikunjungi wisatawan, tetapi Wartini masih tetap melayani pembelian lili.
Kedepannya, untuk mempercantik kebun bunganya, beberapa pohon tegakan yang ada di sela-sela tanaman bunga akan ditebang.
"Beberapa kali Pak Camat Pathuk juga telah datang ke sini. Sepertinya ada rencana dari pemerintah untuk menata dan mempercantik kebun bunga ini agar bisa menjadi obyek wisata alternatif," kata Wartini.
Kesan postif mengenai obyek wisata dadakan dan musiman ini terlontar dari beberapa pengunjungnya, seperti yang diungkapkan oleh Mustika vita Ningrum (20).
Mahasiswi UGM ini menyatakan tidak menyangka di daerah Pathuk ada kebun bunga dan dirinya mengetahui keberadaanya dari media sosial.
"Sebelumnya tidak tahu jika di Jogja ada kebun bunga sebagus ini. Meskipun tidak terlalu luas tetapi cukup bagus untuk foto-foto. Semoga kedepannya dapat ditata lebih baik, sehingga bunganya tidak banyak yang mati karena keinjak-injak pengunjung," ujarnya. (tribunjogja.com)