kotabontang.net - Juliana Mega Jayanti Lia (19), bisa dibilang sebagai Inspirator untuk kau muda, terutama mahasiswa. Ega demikian dia disapa, mengajar anak muda jaman sekarang untuk belajar sambil memanfaatkan peluang usaha. Selain itu, mahasiswi cantik ini juga tak malu berjualan es.
Ega, Mahasiswi semester II Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Nusa Nipa Maumere menggeluti usaha jualan es buah. Nama jualannya," Es Buah Siti Ruhaya".
Dari usahanya itu, Ega bisa membiayai kuliahnya dan memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Dia juga sering membantu kesulitan keuangan keluarganya.
Ega menggeluti usaha ini sejak kelas II SMAN 2 Maumere. Dia terinspirasi masyarakat sekitar tempat tinggalnya di Kampung Beru Maumere, yang meraup keuntungan banyak hanya dengan menjual es buah.
"Saya tidak disuruh oleh siapa-siapa, saya hanya lihat orang jual es buah dan saya coba," kisah pemilik zodiac Pisces ini.
Berbincang santai dengan Pos Kupang di tempat jualannya di pintu utara barat Pasar Alok, Jumat (22/5/2015), putri pertama pasangan Yance Lia dan Siti Ruhaya menceritakan suatu waktu ayahnya melarang dia berjualan es buah.
"Saya dulu pernah melarang. Cuman orang tua hanya kasih kita uang jajan Rp.5000 per hari, tapi kalau usaha begini, kita mau berapa saja, kita bebas," cerita gadis kelahiran Jombang, Jawa Timur, 3 Maret 1996 ini.
Ayah Ega berasal dari Sabu dan ibunya berasal dari Jombang, Jawa Timur. Ayah Ega seorang tukang kayu, ibunya berbisnis di Pasar Alok Kota Maumere. Kini mereka tinggal di Wairumbia, Kelurahan Kota Uneng Maumere.
Dari bisnis kecilnya ini, setiap hari meraup keuntungan paling kurang Rp.100.000, tetapi kalau ramai dia bisa memperoleh keuntungan Rp.200.000 per hari.
Kesibukan Ega untuk berjualan es buah tidak mengurangi waktu Ega bersama teman-teman kampusnya. Teman-teman Ega sering menyambangi tempat usahanya di Pintu Utara-Barat Pasar Alok Maumere.
"Saya sering ajak teman-teman saya ke sini. Mereka pasti datang beli es buah di saya," cerita Ega
Ega mengungkapkan sering menantang teman-temannya untuk berani menggeluti usaha yang sama yang digelutinya saat ini. Ega bahkan menawari teman-temannya untuk berjualan bersama dirinya.
Usaha kecil ini memantap keyakinan Ega untuk meraih cita-citanya. "Kalau saya ambil keguruan, maka saya hanya boleh jadi guru. Tetapi kalau Ekonomi Akuntansi, saya bisa kerja di mana saja," demikian Ega memberi alasan.
- pos kupang-