Saturday, April 11, 2015

"Nyeker" dan "Dedes" Film Pendek Indonesia yang Tembus Festival Film Cannes

kotabontang.net - Tahun 2015 menjadi saksi semakin berkembangnya film Indonesia, terutama film-film yang dimotori oleh sineas muda.

Setelah film pendek "Lembusura" tembus International Film Festival ke-65, dan film panjang arahan sutradara asal Yogyakarta, Ismail Basbeth, masuk ajang International Film Festival Rotterdam 2015 melalui film "Another Trip to the Moon", kini kabar menggembirakan kembali datang.

Dua film pendek Indonesia berjudul "Nyeker" dan "Dedes" berhasil masuk dalam Short Film Corner, dalam salah satu sub kategori ajang Festival de Cannes yang bergengsi itu.

Meski dua film ini bukan bagian dari Official Selection dan kompetisi Festival de Cannes, masuknya dua film itu dalam kategori Short Film Corner patut mendapat acungan jempol.

Short Film Corner fokus untuk pengembangan film pendek se-antero dunia untuk difasilitasi bertemu dengan para produser dan investor film internasional. Itu artinya film Indonesia akan dilirik oleh pelaku industri film internasional melalui Short Film Corner.

Bukan tidak mungkin mereka akan berminat untuk mengembangkan "Nyeker" dan "Dedes" jadi film panjang, atau meminang sang sutradara untuk menggarap proyek film lain.

"Dedes" disutradarai oleh Esbi Hapsoro dan Frederica Pingkan. Film ini berdurasi 6 menit. Seperti judulnya, film ini mencoba mengangkat kisah masa lalu Nusantara yang kental dengan tokoh-tokoh suri teladan.

Dengan pendekatan isu gender, "Dedes" diadaptasi dari karya Pramoedya A. Toer yang menulis sebuah novel penuh makna "Arok Dedes".

Sedangkan "Nyeker", film yang terpilih di kategori yang sama dengan "Dedes" masih dalam koridor yang sama. Mengangkat kultur dan budaya Nusantara berikut konflik sederhana yang terjadi.

"Nyeker" mengisahkan anak kompeni bernama Vincent yang tinggal di perkebunan yang luas. Latar waktu film ini fokus pada masa tanam paksa di Jawa. Vincent lantas bertemu dengan seorang gadis pribumi misterius di dalam hutan. Gadis itu selalu menyenandungkan lagu kesedihan, dan tidak pernah bersepatu.

Konflik berpangkal pada sikap ayah Vincent yang menganggap pergaulan anaknya dengan gadis pribumi adalah sesuatu yang mengkhawatirkan.

Film berdurasi 13 menit ini disutradarai oleh Galih Sakti.

"Proses pembuatan dimulai ketika saya mengambil perkuliahan Screenwriting 1 di Academy of Art University, San Francisco, kurang lebih 3 tahun lalu. Waktu itu saya diminta untuk menulis naskah film pendek (kurang lebih maksimal 12 halaman) untuk dikumpulkan di ujian akhir. Di situ saya menulis draft pertama 'Barefoot' (waktu itu belum diberi nama Indonesia Nyeker). Ketika dibacakan dan di-pitch di depan kelas, dosen saya waktu itu, Matthew Jacobs, sangat tertarik dan ia menyarankan untuk menjadikan 'Barefoot' sebagai thesis film saya." kata Galih dalam wawancaranya dengan Metrotvnews.com, Sabtu (11/4/2015).

Menariknya, "Nyeker" adalah film pertama Galih. Sebelum memutuskan mendalami perfilman di Amerika Serikat, Galih lebih dulu berkuliah di Desain Interior, Universitas Pelita Harapan, dan mengambil Master di Universitas Indonesia untuk bidang Arsitektur. Tetapi, film justru memukaunya lebih dalam dari ilmu rancang bangunan.

"Saya sendiri akan berusaha berkarya. Kebetulan sekarang sedang dalam produksi film pendek kedua yang diharapkan akan memiliki efek dan kesan yang lebih kuat dari 'Nyeker.' Setelah film ini, saya akan berkonsentrasi di film panjang. Refleksi budaya tentu masih menjadi api penyemangat saya dalam membuat film, tapi saya tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat isu-isu lain dalam perjalanan saya nanti," kata Galih soal rencana kedepannya di dunia film.

Festival de Cannes digelar pada 13-24 Mei 2015 di Prancis. Festival ini menjadi salah satu festival paling bergengsi di dunia perfilman.

Sebelumnya, pada 2014, Indonesia juga menorehkan sejarah baru di perfilman dunia. Film pendek karya Sidi Saleh yang berjudul "Maryam" berhasil keluar sebagai juara dalam ajang Venice International Film Festival. Ajang itu merupakan festival film tertua di dunia dan sangat dihormati di kalangan sineas.

Artikel Terkait